Mengajarkan Kejujuran dan Memberikan Contoh Kejujuran

MENGAJARKAN AKHLAK  KEJUJURAN

Apa pun latar belakang orangtua, tentu dari setiap orangtua menginginkan anaknya memilki karakter jujur. Ada sebuah ungkapan “Jujur adalah modal kehidupan” dari ungkapan tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang memiliki sifat jujur akan bisa hidup dengan tenang dimana pun dia berada.Pendidikan karakter di rumah maupun di sekolah harus bisa membentuk anak untuk memilki sifat jujur.
MENGAJARKAN KEJUJURAN
Mengajarkan Akhlak Kejujuran

Harus diakui permasalahan yang melanda bangsa ini akibat dari hilangnya sifat jujur para pejabat yang mewakili rakyat untuk mengurus kemajuan bangsa. Malah beprilaku sebaliknya yang menghianati amanat pemberian mandat dari rakyatnya, Harapan rakyat untuk mendapatkan pelayanan yang baik pun sirna. Berganti dengan rasa kecewa dan yang paling berbahaya adalah hilangnya rasa kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin dan wakil rakyat.
Berikut analisis saya atas permasalahan kenapa sikap jujur ini tidak dimilki oleh setiap orang. Sudah tentu perhatian saya tertuju kepada pendidikan karakter yang telah dijalankan oleh setiap orangtua. Karena menurut saya penanaman prilaku jujur harus dilakukan sejak usia dini yang akan menjadi pondasi kuat bagi anak, sehingga anak akan lebih kuat mempertahankannya walau godaan yang mengganggu agar tidak bersikap jujur datang silih berganti.

Kesalahan-kesalahan yang dilakukan orangtua dalam penanaman karakter jujur

Mohon ma’af sebelumnya bila saya sedikit mengoreksi cara kebanyakan orangtua dalam mendidik anaknya. Saya yakin setiap orangtua pasti sayang terhadap para anaknya sampai terkadang salah dalam meluapkan rasa kasih sayangnya. Sehingga ini berakibat terhadap perkembangan karakter yang ada pada diri anak tersebut. Berikut gambaran dimana orangtua yang menyayangi anaknya tetapi kurang tepat dalam penerapannya.
Seorang ibu berusaha menyuapi anaknya yang berusia 3 tahun yang sulit makan. “Leli, ayo cepat buka mulutnya, ini satu suap lagi. Cepat leli… tuh lihat, ada polisi datang!”
Dari penggalan cerita tersebut mungkin pembaca juga sering mendengarnya, karena cara tersebut dianggap efektif agar anak mau menuruti apa yang diperintahkan orangtua. Tidak ada yang salah dalam perintah atau kemauan orangtua tapi ada sedikit yang kurang baik dalam caranya yaitu: Orangtua sering  mengatakan sesuatu yang tidak akan terjadi agar anaknya cepat patuh. Misalnya, “Awas,nanti dibawa ke dokter”; “Itu lihat ada hantu datang”, dan sebagainya. Padahal, dengan cara ini anak akan belajar bahwa berkata bohong itu dibenarkan. Anak pun, dengan sendirinya akan mengetahui bahwa apa yang dikatakn ibunya tidak pernah terjadi.

Memberi contoh bersikap jujur

Salah satu arti kejujuran adalah mengatakan yang benar, atau mengatakan seseutu yang memang benar-benar terjadi.Sedini mungkin anak harus diajarkan untuk bersikap jujur. Bahkan untuk anak usia balita, orangtua harus mempunyai rencana khusus untuk mengajarkan makna kejujuran secara konkrit. Misalnya, ibu mengambil sebuah boneka sambil berkata, “Mama mengambil boneka”, dan berarti Mama jujur karena mengatakan yang sebenarnya.
Kemudian ibu dapat mencontohkan perkataan yang tidak jujur. Misalnya ibu mengambil sebuah pensil sambil berkata, “Mama mengambil permen, padahal bukan, dan ini berarti berbohong”, sambil menjelaskan pula bahwa berbohong itu tidak baik dan dilarang. Sikap bohong itu akan merugikan diri sendiri walaupun tampa diketahui orang yang kita bohongi.
Demikan sedikit penilaian dari cara pendidikan karakter yang dirasa salah kaprah, mudah-mudahan bisa memberi pencerahan kepada para orngtua, sehingga bisa menciptakan generasi yang unggul.

Setiap iklan obat pasti dibilang manjur
Padahal ada juga yang mandul
Tanamkan kepada anak sikap jujur
Bila ingin termasuk genersi unggul

0 Response to "Mengajarkan Kejujuran dan Memberikan Contoh Kejujuran"

Post a Comment